Kue Tradisional Sulawesi Selatan: BURONCONG







Masih pagi pagi sekitar jam 6 diperumahan tempat tinggalku sudah terdengar bunyi khas terompet penjual Buroncong, salah satu penganan tradisional Sulawesi Selatan. Kue Buroncong bentuknya sepeti kue Pukis, tapi buroncong lebih panjang dan sedikit lebih tipis dari kue Pukis. Makanan ini sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu, malah mungkin ratusan tahun lalu oleh masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Sejauh ingatan saya, sejak saya masih sekolah di SD saya sudah mengenal dan menyukai makanan tradisonal ini. Di Bone pada tahun 1970-1n dan 1980-an tidak jauh dari sekolah saya ada pasar dimana dipinggiran pasar itu berjejer beberapa gerobak penjual Buroncong. Harga jualnya semua sama dan rasanya juga semua sama saja. Pada saat kami keluar main (jam istirahat) kami semua akan menyerbu penjual Buroncong dan sering kali menjadi makanan kami sampai pulang. Waktu itu belum ada pelajar yang membawa bekal ke sekolah.

Buroncong disebut berbeda beda disetiap daerah. Di Makassar disebut Guroncong, di Bone ada yang menyebut Buroncong ada pula yang menamainya Baroncong. Kue khas ini selalu dijual digerobak dorong. Kalau dikampung dulu, gerobaknya mangkal di pasar pasar tradisonal, sedankan di perumahan saya sekarang, penjualnya berkeliling pada pagi pagi. Ada penjual yang membunyikan terompet khusus, ada pula yang meneriakkan nama kuenya “Buroncong…Buroncong…” Pada gerobak Buroncong, ada lemari kaca pajangan Buroncong yang sudah jadi, ada ember plastik tempat adonan buroncing yang putih dan encer, kemudian dibagian depan, ada tungku tempat memanggang adonan. Biasanya pembeli jarang yang mau beli buroncong yang ada dilemari kaca, karena sudah dingin. Mereka lebih menyukai yang fresh from the oven yang masih hangat hangat dimakan sambil minum teh hangat dipagi hari. Penjualan buroncong juga hanya dipagi hari, saya belum pernah melihat ada penjual buroncong setelah siang apalagi malam hari. Harganya sekarang cukup murah, 500 rupiah perbiji.

Adapun resep Buroncong yang saya temukan dari Web yaitu dari terbuat dari tepung terigu, parutan kelapa (pilih kelapa yang berukuran muda, buang kulit kasarnya) gula pasir(putih), soda kue, dan sedikit garam. Semua bahan disatukan dalam satu adonan diaduk hingga rata dengan air. Adonannya biasanya agak encer.

Setelah adonan siap. Masukkan delam cetakan buroncong yang telah dipanaskan dengan bara api, jangan lupa olesi dulu cetakannya dengan minyak kelapa menggunakan kuas atau daun pisang agar adonannya tidak lengket (paling enak kalau bahan bakarnya kayu arang). Setelah adonannya kelihatan mengembang dan pinggirannya agak berwarna coklat pertanda kue buroncongnya sudah jadi. Nah, siap diangkat menggunakan gancu (biasanya tukan buroncong ahli memainkan ini).

sumber rese: http://southcelebes.wordpress.com/2008/09/20/buroncong-penganan-khas-makassar-saat-sarapan/

Bagi anda yang datang ke Makassar atau daerah lain di Sulawesi Selatan, jangan lupa menikmati kelezatan kue Buroncong.

1 komentar:

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts