Perampok Tolol



Ketika seorang perampok dari Pensacola, Florida memasuki sebuah tokoh minuman untuk melakukan aksinya, dia melihat terlalu ramai pengujung dan beresiko jika langsung beraksi. Akhirnya dia memutuskan rencana kedua. Selembar kertas diambilnya dari sakunya kemudian menuliskan tuntutann permintaan uangnya.
Kasir toko dengan ketakutan menyerahkan uang dari laci tempat uang. Dengan sekejab setelah menerima uangnya, sang perampok keluar. Semuanya nampak sempurna ketika dia sudah keluar.
Tapi ada satu hal yang tertinggal. Secarik kertas yang ditinggalkannya menulis tuntutannya tadi. Ternyata dibalik kertas itu ada tercetak nama dan alamat lengkap sang perampok. Dia menggunakan amplop surat dari rumahnya untuk menuliskan tuntutannya. Ahahhaahah (Disadur dari ReadersDigest Australia)

Gambar: dari blogspot.com

Taman Bukit GOJENG di Sinjai


Taman purbakala bukit Gojeng adalah sebuah taman peninggalan prasejarah purbakala yang terdapat di desa Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Menurut para sejarahwan, taman ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan dulu merupakan tempat pelaksanaan ritual kerajaan atau keagamaan. Kalau dilihat dari struktur bebatuan yang ada disitu, seperti sebuah meja ditengah tengah dan dikelilingi oleh tempat duduk.
Kalau kita duduk ditaman ini, pemandangan laut teluk Bone dan kepulauan Sembilan nampak dikejauhan. Kita juga bisa melihat hamparan persawahan dan perkebunan penduduk kota Sinjai dan juga suasana kota Sinjai yang kecil. Ditaman ini selain bebatuan purbakala, juga bisa dilihat burung burung merpati dan jenis lainnya dipelihara dengan baik dalam sangkar besar. Terdapat juga rumah tradisional Bugis yang dijadikan semacam museum kecil, dan banyak gazebo tempat duduk menikmati pemandangan yang indah. Anak anak juga senang berada ditaman ini, karena banyak tempat permainanan, seperti ayunan, seluncuran dan tempat panjatan yang aman bagi anak anak.
Untuk mencapai taman ini, cukup mudah. Ongkos ojek motor ketempat ini cukup 5000 rupiah dari kota Sinjai. Mobil juga bisa sampai ketempat ini, hanya saja tempat parkir yang agak susah, karena sempit. Harga tiket masuk juga murah, kalau tidak salah 1500 – 2000 rupiah. Kalau sore hari banyak anak muda menjadikan taman ini tempat memadu kasih.

Gambar: dari Google.com

Restoran Digital


Sesuai dengan perkembangan zaman, sekarang ini semakin banyak restoran dinegara maju yang beralih ke sistem pemesanan digital. Tidak ada lagi daftar menu yang cetakannya membosankan atau pinggirannya sudah lapuk karena keseringan dipegang. Pada sebuah restoran Asia bernama Inamo di London, daftar menu makanannya bisa ditunjuk dan disentuh langsung pada meja makannya. Dengan kata lain, meja makan direstoran tersebut merupakan layar sentuh yang memuat gambar dan harga harga makanan yang tersedia. Para tamu dapat memesan makanan dengan menyentuh gambar yang ada dimeja. Tamu juga bisa mengganti “tamplak meja” digital sesuai dengan warna kesukaannya hanya dengan menyentuh pilihan warna yang tersedia. Bahkan para tamu bisa menonton para koki yang sedang memasak makanan pesanan mereka, lewat layar yang juga ada di meja makan tersebut. Hebatnya lagi, bahkan tamu bisa memesan Taxi untuk pulang juga lewat layar sentuh dimeja makan tersebut.
Lain lagi direstoran uWink di Woodland Hills, California AS. Para tamu yang datang ke restoran ini bisa memesan makanan langsung lewat layar sentuh pada permukaan meja, dan bahkan bisa langsung membayarnya lewat elektronik banking. Kalau tamu bosan dengan percakapan dimeja makan dan bosan menunggu pesanan, mereka bisa main game dimejamakan digital tersebut. Terdapat lebih dari 70 media game online pada permukaan meja makan tersebut. (Disadur dari ReadersDigest Australia).

Gambar: dari chictip.com

Gong Nekara di Selayar

Gong Nekara atau disebut juga “Gong Besar” oleh penduduk Selayar adalah Nekara yang terbuat dari perunggu dan merupakan gong terbesar didunia. Menurut para pakar, hanya ada dua didunia, yaitu satu di Vietnam dan satu lagi di Selayar. Saat ini Nekara tersebut ditempatkan di kampung Matalalang, desa Bontobangun, kecamatan Bontoharu kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Diletakkan dan ditempatkan disuatu ruangan sempit, ditengah tengah bangunan semacam pendopo. Tempatnya terkunci dan untuk melihatnya harus meminta izin dibukakan oleh penjaganya yang tinggal disamping pendopo tersebut. 

Menurut keterangan tulisan dibagian depan bangunan, Nekara ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani bernama Sabura, seorang penggarap tanah kerajaan Putabangun pada tahun 1686. Sejak itu Nekara menjadi benda pusaka kerajaan Putabangun sampaiu tahun 1760. Ketika kerajaan Putabangun runtuh, Nekara diambil oleh kerajaan Bontobangun dan dipindahkan ke ibukota kerajaan di Matalalang dan Nekara ditempatkan disitu sampai sekarang. 

Nekara ini bentuknya seperti alat musik gendang. Terdapat 3 arca kodok dibagian tepinya. Menurut sejarahnya dulu ada 4 arca kodok, namun satu arca copot saat penggalian dan pengangkatan. Pada bidang pukul, terdapat hiasan bintang 16, arca kodoknya panjang 20 cm dengan garis garis menyembul dibadannya. Nekara ini juga dilengkapi dengan 4 buah telinga yang berfungsi sebagai pegangan. Pada bagian bawahnya, terdapat hiasan pola geometris, kotak, spiral, gambar pohon berdaun dan tidak berdaun, serta gambar binatang gajah (besar dan kecil) sebanyak enam buah. Juga terdapat lubang lubang kecil pada bagian atasnya, yang menurut informan, dulunya merupakan tempat menempelnya permata dan batu mulia lainnya. Entah benar atau salah. Gambar: Koleksi pribadi, photografer: Irzal Natsir

The Elizabeth Bay House




Elizabeth Bay House adalah rumah besar yang dibangun pada tahun 1835 – 1839 oleh sekretaris kolonial waktu itu bernama Alexander Macleay. Namanya diabadikan disekitar Kings Cross pada sebuah jalan, yaitu Macleay Street. Arsitek bangunan megah ini adalah John Verge yang membangunnya dengan gaya Yunani kuno. Tangganya melingkar dan kalau kita berada dilantai dua, kita bisa menikmati pemandangan laut (Sydney Harbour) yang indah. Alamat rumah ini ada di Onslow Avenue No. 7 Elizabet Bay, Sydney dan terbuka untuk umum.

Gambar: trivago.com, diarystar.co.au, htt.net.au

Suharman Musa's photostream

F1000001F1000011cockingtonpark4tulip4Cockington Parkcanberra19
canberra6snowcsnowbsnowasnow12snow11
snow10snow9snow8snow7snow6usydwela
sydney3Town Hall 2spitbridge8Martin Place1F1060010F1030005


Vaucluse House di SYDNEY


Rumah Vaucluse berada didekat Watson Bay, disebelah timur Sydney. Saya mengunjungi tempat yang indah ini bersama teman kuliah di UNSW yaitu Alexander Husin dan Listra Daniel. Rumah ini adalah sebuah rumah clasik dan antik dibangun pada tahun 1803 yang tetap dilestarikan dengan baik oleh pemerintah. Bahkan furnitur dan perabotan rumahtangganya masih sebagian besar asli. Rumah ini dibangun oleh William Charles Wentworth seorang petualang dan pedagang yang juga membantu membangun jalur jalan dari Sydney ke Blue Mountain. Rumah beserta halamannya seluas 10 hektar, tamannya luas dan indah dan juga bisa memandang laut. Dengan pembayaran tiket masuk yang cukup murah, kita bisa menikmati piknik dihalaman rumah ini atau bahkan makan siang di ruang makan keluarga. Semuanya serba antik dan antik. Memasuki rumah ini seakan akan kita merasakan bagaimana sebuah kehidupan satu keluarga di Sydney pada awal awal abad ke-18.

Foto Vaucluse House diambil dari gardenvisit.com

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts