Kuliner Khas Sulsel: BARONGKO

Barongko termasuk kuliner khas penduduk Sulawesi Selatan. Makanan berbahan utama pisang ini juga enak dijadikan makanan buka puasa.
Bahan : - 200 gr tepung beras - 25 gr tepung kanji - 100 ml air mendidih - 150 gr gula pasir - 850 ml santan kental hangat - 5 bh pisang raja tua matang - Daun pandan, iris 2 cn daun pisang Kuah: - 350 ml santan kentan - ½ sdt garam Bahan pembungkus: Daun Pisang
Cara membuat: 1. Campur tepung beras dan tepung kanji, tuang air mendidih Sambil di aduk-aduk hingga rata. Masukkan gula pasir dan garam ratakan. 2. Tuang santan hangat sedikit demi sedikit, aduk rata, jerang di atas api,masak Hingga matang dan kental, angkat. 3. Kupas pisang, belah dua memanjang, iris tebal 1 cm, masukkan kedalam adonan, Aduk rata. 4. Ambil selembar daun pisang, taruh daun pandan di bawahnya, ambil 2-3 sdm adonan Dan 3 sdm santan kental, bungkus tum dan semat dengan lidi.lakukan hingga adonan habis. 5. Masukkan dalam dandang yang telah di panaskan, kukus hingga matang, angkat. Sumber Gambar: Cobabacadeh.blogspot.com, dan panduanwisata.com.

Tradisi Mudik Lebaran

Mudik atau kembalikekampung untuk merayakan hari raya Idul Fitrih atau Idul Adha bersamakeluarga, kerabat dan handai tolan adalah suatu tradisi oleh masyarakatIndonesia pada umumnya, dan umat Muslim pada khususnya. Setiap kali hari raya,maka orang orang yang tinggal dikota yang memang asalnya dari kampung halamanmasing masing. Ada yang ke ibukota kabupaten (kota), kecamatan atau desa ataubahkan kedusun dusun terpencil yang tidak ada listriknya. Adapun orang orangyang memang lahir dan besar dikota mungkin akan tetap nyaman berlebaran dikota.
Peristiwa mudik diMakassar mungkin tidak seheboh mudik dari dan ke kota kota di Jawa. Saya inginberbagi pengalaman mudik yang saya lakukan tiap tahun dari Makassar ke Palattaedan Cenranae. Palattae ke Cenrana hanya berjarak 2 – 3 km saja. Makassar –Palattae berjarak ±250 km kalau lewat jalur selatan melewati beberapakabupaten. Jaraknya lebih pendek yaitu sekitar ±220an km kalau melewati jalurutara melewati pegunungan dan tepian jurang dan lembah di Camba, kabupatenMaros dengan kondisi jalan berliku dan agak sempit. Pada tahun 1970an sampaiawal 1980an, hanya jalur selatan yang digunakan untuk mudik dengan menggunakanbus, dan perjalanan bisa sampai lebih dari 12 jam. Mulai pertengahan 1980an,bus tidak lagi digunakan untuk ke Makassar, tapi lebih banyak type mobilkeluarga semacam Kijang, atau Panther, karena harus melewati tepian jurang dan pegununganserta jalanan berkelok-kelok.
Mobil mobil angkutanini tidak menggunakan karcis, cukup pesan ke sopir kapan kita berangkat ataulangsung datang ke terminal. Pada saat bukan musim mudik lebaran, kami(penumpang) masih sedikit bisa menikmati perjalanan dengan pemandangan yangindah. Kadang juga tidak banyak penumpang, dan tidak berdesak desakan. Tapisaat mudik lebaran tiba, rasa nyaman itu hilang. Penumpang berdesakan, penuhsesak. Mobil angkutan yang seharusnya hanya menampung 7 penumpang, bisadijejali sampai 10, 11 atau 12 penumpang. Dua baris tempat duduk penumpangdibelakang selalu diisi masing masing 4 orang. Belum lagi barang penumpang yangterkadang meluber sampai ke tempat pijakan kaki.
Penumpang yangmuntah karena pusing saat melewati jalanan berliku adalah hal biasa terjadi.Pernah kejadian saat pulang mudik beberapa tahun lalu, 5 diantara 11 penumpang(termasuk anak anak dan remaja) muntah secara bergantian. Terpaksa sopirmenghentikan mobil saat di Mesjid yang ada sumurnya untuk bersih bersih.Padahal perjalanan masih lebih 100km lagi. Mobil singgah hanya satu kalidisebuah rumah makin dikaki bukit didaerah Camba. Tapi kalau bulan puasaterkadang tidak berhenti sama sekali. Kalau sudah tiba dikampung halaman, badanpegal pegal, capek dan lelah. Perjalanan mudik tahunan ini sebenarnya menyiksa,tapi kalau dipikir, hanya sekali setahun dan rasa kangen sama keluarga, kerabatdan tetangga di kampung, semua itu diabaikan saja. Saya menerima saja apaadanya, kondisi transportasi negeri tercinta. Peristiwa balik keMakassar, jauh lebih menyiksa lagi. Barang bawaan penumpang jauh lebih banyak.Banyak yang membawa beras terkadang sampai dua atau tiga karung, pisang satutandan, kelapa puluhan biji. Tidak ada kebijakan yang membatasi barang bawaanpenumpang seperti penumpang pesawat. Selama masih ada tempat di mobil, biardiatapnya, naikan saja! Belum lagi kalau ada penumpang lain yang membawa barangberbau menusuk seperti ikan kering, hasil laut yang dikeringkan, durianwah….bisa semakin banyak yang pusing dan akhirnya terkadang ada penumpang yang muntahdalam perjalanan. Biasanya jarang ada penumpang yang protes. Karena susah dapatmobil lain kalau musim mudik tiba. Dan entah sampai kapan peristiwa mudik yangmenyiksa itu akan berakhir? Mari kita tanyakan ke Pemerintah. Sumber Gambar: Suaramerdeka.com, antaraphoto.com, tribunnews.com

Kuliner Khas Sulsel: PISANG IJO

Kue pisang ijo atau biasa juga disebut Es Pisang Ijo adalah penganan khas warga Sulawesi Selatan, karena hampir semua suku yang ada di Sulsel mengenalnya dengan baik. Penganan ini juga sangat banyak dijual saat Ramadhan karena biasa dijadikan hidangan buka puasa. Ini resepnya:
Bahan: - 1 sisir pisang raja - ½ kg terigu - 2 sdm kanji - ½kg gula pasir - 3 gelas santan - 4 sdm mentega - Susu kental secukupnya - Pasta pandan secukupnya - Vanili secukupnya - Sirup DHT “Pisang Ambon” secukupnya
Cara membuatnya: 1. Didihkan air dua setengah gelas bersama pasta pandan dan mentega 2. Setelah mendidih, tambahkan dua sendok makan gulapasir. 3. Masukkan terigu bersama kanji dan seidikit santan, aduk dan uleni hingga kalis. 4. Bungkus pisang lalu kukus selama 15 menit. Untuk saus: 1. Masak tiga gelas santan, gula psir dan susu hingga mendidih. 2. Tambahkan terigu dan vanili secukupnya. 3. Aduk aduk hingga mendidih 4. Siram diatas pisang ijo, disusul dengan sirup DHT ‘Pisang Ambon’. 5. Lebih disajikan dingin. Sumber Gambar: blog.kliktoday.com dan daengbattala.com.

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts