Maros, Sulawesi Selatan, INDONESIA




Maros merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan dikenal dengan julukan “Butta Salewangang” yang berarti tanah yang subur. Areal persawahan yang dilatarbelakangi oleh bentangan pegunungan karst yang kaya dengan berbagai spesies flora dan fauna menjadikan panorama alamnya sangat indah dan menakjubkan. Dan apabila dipandang dari akan nampak blok blok polygonal yaitu suatu pola yang unik dan tidak dimiliki daerah manapun didunia sehingga bentangan pegunungan karst tersdebut selain tercantik juga merupakan suatu keajaiban dunia.

Secara geografis Maros sangat mudah dijangkau, karena selain mewilayahi “Bandara Internasional Sulatan Hasanuddin” juga berbatasan ;langsung dengan ibukota Provinsi Sulawesiu Selatan ‘Makassar’ yang berarti kedudukannya baerada pada jalur poros Sulawesi menuju kearah utara dan timurlaut, sehuingga sangat ideal sebagai pintu gerbang sekaligus daerah tujuan wisata. Dengan latar belakang geografis prasejarah dan sejarah, Maros melahirkan unsur budaya yang merupakan perpaduan antara nilai nilai agama dengan lingkuangn alam yang dilatar belakangi dan diwarnai oleh dua etnis besar yaitu Bugis dan Makassar sehingga memiliki keunikan tersendiri.

1. Air Terjun Bantimurung
Air Terjun yang spektakuler ini terltak di lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropic yang subur menjadikan daerah ini habitat ideal dari jenis kupu-kupu dan burung-burung yang langka. Di tahun 1856-1857 seorang naturalis Inggris terkemuka, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasn yang sangat menyenangkan ini, menangkap banyak jenis kupu-kupu, burung-burung dan serangga langka. Diantara burung-burung yang tertangkap adalah jenis Papilo Androcles salah satu jenis kupu-kupu yang terbesar dan sangat langka berekor seperti burung layang-layang penjelasan secara rinci tentang kawasan ini menarik perhatian para arkeolog.

Kawasan air terjun dan sekitannya merupakan daerah piknik yang popular dan merupakan daerah yang nyaman untuk berkeliling, berenang dan menikmati pemandangan. Dari arah berkendaraan menuju taman nasional yang dekat melalui barisan bukit kapur.

2. Gua Mimpi
Gua mimpi terletak di lapisan bawa kira-kira 15 menit berjalan dan terletak sekitar 15 meter dari ketinggian air terjun bantimurung. Melalui jalan kecil ke huludari air terjun ke air terjun lain dan dari gua yang lebih kecil kita sampai ke gua mimpi, dengan menggunakan lampu picitatau lentera kita akan menikmati indahnya berbagai bentuk batu kapur serasa di alam mimpi.

3. Taman Prasejarah Leang-Leang
Taman Prasejarah Leang-leang terletak pada deretan bukit kapur/karts yang curam. Para arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sektar kawasan tersebut pernah dihuni manusia sekitar 3000-8000 tahun sebelum masehiyang ditandai dengan lukisan bersejarah berupa gambar babi rusa, puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding-dinding gua. Selain lukisan prasejarah, juga terdapat benda laut barupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut.

4. Gua Pattunuang
Obyek Wisata Pattunuang selain kaya akan stalaktityang menakjubkan, juga panorama alam sekitarnya sangat menawan dan indah. Berbagai spesies flora dan fauna yang tergolong langka dapat dijumpai ditambah dengan bentangan pegunungan yang curam dan bertebing menjadikan kawasan ini sangat ideal sebagai daerah tujuan wisata petualangan, panjat tebing dan pendidkan. Dalam kawasan ini terdapat pula batu besar yang berbentuk perahu yang menyimpan legenda yang menarik. Menurut cerita rakyat bahwa pada zaman dahulu pernah ada saudagar dari negeri Cina datang untuk melamar dan mempersunting gadis Samangki, namun karena lamarannya ditolak akhirnya saudagar tersebut malu dan mengkaramkan perahunya yang kemudian membatu. Batu tersebut dikenal masyarakat sekitar dengan julukan “BISEANG LABBORO” yaitu perahu terdampar.

5. Cagar Alam Karaenta
Cagar Alam Karantea merupakan kawasan hutan yang dilindungi karena selain berfungsi mempertahankan cadangan air bawah tanah juga menyimpan berbagai spesies flora dan fauna sebagai sumber daya hayati yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian.
salah satu daya tarik kawasan ini karena memiliki gua yang panjangnya mancapai 2.200 meter yang merupakan habitat ideal bagi kera jenis MACACA MAURA yang sudah tergolong langka dan sangat unuk karena ia bersahabat dengan jagawana.

6. Sungai Pute
Sungai Pute merupakan salah satu sungai yang memiliki panoram alam yang indah dan sangat menarik untuk ditelusuri karena akan memberi pangalaman yang menyenagkan setelah perjalanan melelahkan di jalan raya. Pohon bakau dan nipa yang tumbuh pada sisi kiri-kanan sungai dipercantik dengan onggokan batu yang pipih sebagai rangkaian pegunungan kapur yang dilatarbelakangi dengan kawasan karst menjadikan sungai tersebut memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain sehingga wisatawan mancanegara selalu meluangkan waktunya untuk menikmati keindahan dan keunikan panorama alamnya.

7. Bulu’ Sipong
Bulu’ Sipong memiliki 5 buah gua yang kesemuanya menyimpan bukti peninggalan prasejarah yang mirip dengan taman prasejarah Leang-leang. Yang membedakannya adalah letak kawasan ini berdiri sendiri, sehingga masyarakat sekitar memberi julukan “BULU SIPONG” yang berarti gunung yang berdiri sendiri.

8. Pantai Kuri
Pantai Kuri dengan pasir putihnya merupakan salah satu pantai yang sangat ideal untuk dinikmati terlebih dengan suasana matahari terbenamnya. Letaknya sangat strategis yaitu antara Kota Maros dan Kota Makassar menjadikan kawasan ini yang pertama dapat dikunjungi setelah mendarat di Bandara Internasional Hasanuddin.
Untuk menuju kota Makassar melalui pantai kuri dapat ditempuh 15 menit dengan menelusuri pesisir pantai sehingga selain akan memberi kenyamanan tersendiri juga terhindar dri kemacetan arus lalu lintas jalan raya.

9. Reatoa
Reatoa adalah satu-satunya dusun yang memiliki sumber air panas yang selama ini dijadikan laboratorium alam oleh mahasiswa Universitas Makassar juga sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar.

10. Leang PanningE
Leang PanningE merupakan gua yang memiliki stalaktit dan stalakmit juga akan memberikan kenyamanan tersendiri karena gua tersebut diameternya cukup luas dan lapang. Di sekitar gua tersebut juga terdapat sumber air dan gua yang dihuni oleh kelelawar sehingga masyarakat setempat memberi julukan “Leang PanningE” yang berarti GUA KELELAWAR.


Sumber: Brosur pariwisata Kabupaten Maros dan Dinas Pariwisata Prov. Sulsel
Gambar: Indonesia.gunadarma.ac.id, travel okezone.com, liputan-kota.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts