Buah mistis orang Bugis.
Nama Pao Jengki mulai dikenal oleh masyarakat Bugis sejak munculnya kisah I La Galigo sejak abad ke 16 atau sebelumnya. Naskah I La Galigo adalah epos terkenal dalam dunia pemikiran orang Bugis dimasa lampau yang sangat panjang, bahkan konon, naskah literatur kuno terpanjang didunia. Pada salah satu penggalan kisah I La Galigo, pada salah satu episode diceritakan bahwa Sawerigading, anak dari Batara Lattu, dan cucu Batara Guru telah berkelana kemana mana keluar Selebes (Sulawesi) termasuk ke Maluku, Sumbawa dan negeri lainnya. Bahkan Sawerigading juga berkelana kenegeri yang tidak dikenal dan mistis (keramat) dimana banyak tumbuh pohon pao jengki (Mango of Zanj).
Pohon pao jengki ini tumbuh tinggi sampai ke langit dan akarnya muncul dari dunia bawah. Pohonnya tumbuh ditengah pusaran air laut yang berhubungan dengan dunia bawah itu. Demikian yg dikisahkan dari epos I La Galigo.
Dalam cerita rakyat La Wellong Lajuyang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sepenggal kisahnya menceritakan ;
“Taletti Langi memberi aba aba untuk mengarahkan perahunya ke Cina. Perahu melaju bagaikan burung dan sampailah ditempat dimana air terjun ditengah laut yang ditumbuhi banyak pohon Pao jengki. Pada saat itu burung garuda penjaga pohon pao jengki tidak ada ditempatnya. La Wellong laju menengadah keatas dan melihat buah pao jengki, sehingga timbul keinginannya untuk memetiknya. Dia pun mengajak adiknya, Lawowo Langi untuk singgah memetik pao jengki, namun Lawowo Langi enggan karena menganggap pao jengki itu buah keramat dan ada makhluk penjaganya. Akhirnya La Wellong Laju tetap singgah dan memetik pao jengki, sementara adiknya, Lawowo Langi menunggu di perahu.”
Pao jengki ini, karena dianggap sebagai buah sakti mandraguna dan keramat, maka hanya para raja yang memiliki dan meyimpan di istananya. Raja raja pada zaman dahulu kala menjadikannya semacam souvenir ketika mengunjungi kerajaan lainnya.
Buah yang hanya ada dalam angan kebanyakan orang Bugis dimasa lampau bahkan sampai sekarang ini, biasanya diperhalus permukaannya dan dihiasi dengan emas dan permata serta batu mulia sebelum memberikan atau menghadiahkannya ke raja yang dikunjunginya. Di kalangan istana sendiri, pao jengki ini selain dijadikan hiasan/pajangan juga dijadikan wadah untuk pengobatan. Ketika ada orang yang sakit, misalnya muntah darah, maka pao jengki ini dijadikan wadah yang diisi dengan air yang sudah diberi jampi jampi (matra) dan kemudian diminumkan keorang sakit. Ada juga yang menjadikannya tempat sirih pinang.
Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Istana Datu Luwu di kota Palopo. Bagian depan istana tersebut difungsikan sebagai Museum kerajaan, dan bagian belakang menjadi tempat tinggal para keturunan keluarga raja. Di Museum inilah saya sempat melihat untuk pertama kalinya wujud pao jengki ini yang dipajang dalam lemari kaca, bersama berbagai benda warisan kerajaan Luwu.
Di negara Maladewa, setiap buah kelapalaut yang ditemukan oleh warga terapung dilaut, maka penemunya harus menyerahkannya kepada raja Maladewa. Orang yang menyimpan sendiri buah ini dan tidak menyerahkan kepada raja maka akan kena hukuman mati.
Kelapa Laut adalah species yang paling unik diantara enam jenis palma yang tumbuh dikepulauan Seychelles, karena satu-satunya buah yang berukuran raksasa diantara semua tanaman yang tumbuh di Seychelles. Buah kelapalaut ini menjadi icon negara Seychelles dan tercetak pada lembaran uang kertasnya.
(Diolah dari berbagai sumber di Web, termasuk dari wikipedia versi Bhs. Inggris)
Sumber Gambar; koleksi pribadi, willtogo.com, en.wikipedia.org, sitehoney.com, travellingtrossens.blogspot.com, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar