Gelisah selama 120 Menit!




Pernah kehilangan Hape (Handphone/Cellular Phone)? Kalau pernah pasti juga merasakan apa yang kurasakan beberapa hari lalu saat kehilangan Hape. Kaget saat pertama kali menyadari bahwa hape tidak ada lagi, khawatir, cemas dan juga berharap akan menemukannya kembali. Sebenarnya apa yang saya alami adalah hape saya tertinggal di mesin ATM di salah satu Gerai ATM di salah satu SPBU di Jl. Tun Abdurrazak Makassar. Jadi bukan jatuh, kecopetan, atau dirampas orang. Intinya adalah hape hilang karena kelalaian saya sendiri, lupa mengambilnya setelah transaksi di mesin ATM. 

Kisahnya berawal saat pagi dalam perjalanan ke kantor, saya singgah di SPBU untuk mengisi bahan bakar  mobil saya sekaligus singgah di gerai ATM untuk mentransfer uang arisan alumni S1-ku. Kami alumni salah satu Fakultas di Universitas Hasanuddin Makassar menjalin silaturrahim  dengan cara pertemuan dan arisan bulanan. Pagi itu saya rencana transfer uang arisan karena kebetulan berhalangan hadir saat pertemuan bulanan hari minggu sebelumnya. Singkatnya, setelah di SPBU dan selesai mengisi BBM untuk mobilku, saya pun ke gerai ATM untuk transfer uang dan membawa hape saya karena nomor rekening bendahara arisan ada di group chat WA (Whatsapp).

Di dalam gerai ATM, ada tiga mesin ATM dari BANK yang berbeda, dan hanya ada 2 orang yang sedang  transaksi termasuk saya. Sebelum saya transaksi, saya mau memastikan dulu, apakah ATM itu bisa mengeluarkan kertas bukti transfer atau tidak. Saya akan transfer kalau ada bukti transfer keluar yang akan kufoto dan kukirim ke group WA Alumni. Ternyata, tidak ada kertas bukti transfer keluar, jadi saya memutuskan tidak jadi transfer. Hape yang tadi kuletakkan diatas mesin ATM, tidak kuingat lagi, langsung keluar dari gerai ATM dan masuk mobil melanjutkan perjalanan ke kantor. Masih sempat kuperhatikan ada seorang laki laki berbaju seragam PNS seperti saya juga masuk ke ATM dan menggunakan mesin ATM yang tadi kugunakan. 

Setiba di kantor, setelah parkir mobil, saya baru tersadar kalau Hape saya tertinggal di mesin ATM di SPBU tadi. Kaget dan cemas dan berbagai macam perasaan berkecamuk dipikiran! Hapeku bukanlah hape mahal, hape Android merek Samsung Grand Prime. Yang pertama kupikirkan ada hasil foto hasil kerja saya selama Audit Kearsipan dari 8 daerah yang saya simpan di hape itu,  yang harus saya cantumkan di Laporan hasil Audit, itu yang terpenting. Kalau yang lain hanya foto foto yang tidak terlalu urgen untuk disimpan.  Saya juga tidak pernah menyimpan data penting, semacam Nomor Rekening, Alamat, Nomor KTP (Kartu Tanda Penduduk), nomor KK (Kartu Keluarga) karena khawatir akan terjadi kehilangan dan disalahgunakan informasi itu. Dan benar juga. Saya kehilangan Hape yang  tertinggal di mesin ATM.  

Dengan pikiran yang khawatir saya masih  menyempatkan diri untuk absensi Finger Print, sebelum kembali ke ATM tadi untuk mengecek keberadaan Hapeku. Tanpa memberitahukan apa yang terjadi kepada siapapun dikantor, saya minta izin pada satpam kantor untuk keluar sebentar. Dalam perjalanan saya berusaha menganalisa kira kira apa yang terjadi dengan hapeku yang tertinggal itu. Dari berbagai pengalaman orang orang yang tertinggal hapenya disuatu fasilitas umum misalnya di ATM, Toilet dan lain lain, hampir semua kembali ke pemiliknya. Berbeda nasib Hape yang memang karena dicopet atau dicuri dalam perjalanan misalnya, akan susah ditemukan kembali. Karena sudah pasti yang mencuri atau mencopet itu orang jahat yang butuh uang. Sementara orang yang menemukan Hape, besar kemungkinan adalah orang ‘baik’ yang sadar bagaimana pentingnya hape, yang mungkin juga tidak terlalu butuh hape, karena hape itu sendiri bukan lagi barang mewah diera digital sekarang ini. Saya masih berharap orang yang menemukan Hapeku adalah orang baik. Tiba tiba saya teringat dengan laki laki berseragam PNS yang menggunakan ATM setelah saya. Mungkinkah dia mengambilnya? Rasanya tidak mungkin! Atau apakah dia melihat Hapeku tergeletak diatas ATM itu? Saya juga berkesimpulan bahwa orang orang yang menggunakan ATM untuk bertransaksi pastilah orang yang punya rekening tabungan di Bank. Punya rekening bank kemungkinan besar berarti orang yang bahagia secara finansial, tidak mungkin mau mengambil barang yang bukan haknya.  Jadi sayapun menenangkan diri. 

Setibaku di SPBU di JalanTun Abdurrazak itu, sayapun segera menuju Gerai ATM namu Hape saya sudah lenyap. Saya segera keruangan kecil disamping ruangan barber shop, yang berfungsi sebagai kantor SPBU itu. Perempuan paruh baya yang duduk dimeja kecil, menerima saya dengan senyum. Seluruh rangkaian peristiwa kehilangan hape-pun saya ceritakan kepadanya. Saya masih berharap ada seseorang pengguna mesin ATM yang menemukan hapeku dan menitipkannya padanya. Tapi jawaban perempuan itu, “saya tadi membersihkan ruangan ATM dan tidak melihat adanya hape disitu!”. Saat kutanya bagaimana dengan CCTV yang kuliat ada diruangan, jawabannya adalah, “CCTV itu hanya bisa dibuka di Bank BRI, bukan disini,Pak!”. Perempuan itu kemudian meminta nomor hapeku yang bisa dia hubungi, siapa tahu sang penemu menjawab dan mau mengembalikannya. Peristiwa hape ketinggalan di ATM sudah sering terjadi dan semua kembali ke pemiliknya, katanya. Wah, saya jadi lega mendengarnya! Dia memperlihatkan kepada saya catatannya yang berisi nomor kontak hape yang pernah ketinggalan di ATM di SPBU itu. 

Dua kali nomorku dihubungi oleh perempuan itu dan katanya lagi, “hape bapak masih aktif, tapi sepertinya tidak diangkat. Saya kembali merasa cemas.  Mungkin saja si penemu dalam perjalan dan tak mendengar dering hapeku, harapku menghibur diri. Saya kemudian memutuskan pulang kerumah dulu. Rencanaku, melalui hape istriku saya akan menghubungi nomor hapeku sendiri dan berharap bisa bicara dengan orang yang menemukannya dan berharap dia mau mengembalikannya kepadaku. 

Sesampai dirumah, istriku menyambutku dengan pertanyaan, “kenapa cepat pulang, Pa?” Saya pun menceritakan ulang apa yang telah terjadi. Istriku kemudian masuk kamar dan kembali keruang tamu sambil menyodorkan hapeku. Saya agak bingung juga. Dalam pikiranku, bagaimana bisa hape yang tertinggal di mesin ATM sudah kembali kerumahku lagi dengan selamat? Ataukah saya hanya lupa bawa dari rumah? Tidak mungkin! Saya ingat betul, saya membawanya, di mobil saya sempat buka group WA-ku, dan juga ingat betul saya letakkan di atas mesin ATM sebelum bertransaksi di ATM. Jadi hanya sekitar 1,5 jam hapeku menghilang. Lalu bagaimana bisa hape itu sudah ada dirumah? Menurut istriku, kronologisnya begini. Sesaat setelah saya berangkat kekantor, istriku hendak menelpon, dicari cari hapenya tidak ketemu. Karena kebetulan adik  istriku ada dirumah, diapun meminjam hape adiknya untuk menghubungi nomorku, hanya untuk menanyakan ‘apakah saya melihat dimana hapenya atau tidak?’. Dan istriku kaget karena yang menjawab panggilannya bukan suara saya, tapi suara laki laki lain yang menjawab, “saya temukan hape ini diatas mesin ATM di SPBU Jalan Tun Abdurrazak”. Istriku tentu saja kaget, lalu kemudian bernegosiasi dengan laki laki itu untuk ketemu. Si penemu kemudian menentukan tempat bertemu di sekitar perumahan Citra Land Celebes yang tidak jauh dari gerai ATM tempat dia menemukan hapeku. Dengan mengendarai motor yamaha-nya, istriku menemui laki laki itu yang ternyata masih usia muda dan kelihatan seperti seorang karyawan, dan segera memberikan hapeku ke istriku. Selamatlah Hapeku. Ternyata keyakinanku bahwa orang yang menemukan hapeku adalah orang baik, adalah benar adanya. Ternyata pula si penemu, sempat memposting ke group WA alumni-ku tentang hapeku yang ditemukannya, dan ditanggapi bermacam macam oleh anggota groupku.

Kesimpulan dari peristiwa yang saya alami ini adalah bahwa, jika hape anda hilang karena tertinggal disuatu tempat, kemungkinan besar anda akan menemukannya kembali. Yakinlah bahwa jauh lebih banyak orang baik dari pada orang jahat didunia ini. Dan tentu saja, jangan terlalu stress dan tetap berdoa kepada sang maha Pengatur kehidupan.  
(Gambar hanya illustrasi, dari google)

 

1 komentar:

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts