Perjalanan Panjang 600km Makassar - Malili - Soroako


Pembinaan Perpustakaan Sekolah dan Desa yang diamanahkan kepada kami para Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipa Provinsi Sulawesi Selatan, mengharuska kami mengunjungi sekolah sekolah dan desa desa di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Kabupaten pertama yang menjadi tujuan kami adalah Kabupaten Luwu Timur, yang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Luwu.  Kabupaten Luwu dimekarkan oleh pemerintah pusat menjadi 3 kabupaten dan 1 kota, yaitu kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur, serta 1 kota, yaitu Kota Palopo.

Kabupaten Luwu Timur adalah kabupaten terjauh dari ibukota provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Jaraknya menurut Google Map adalah 551 km yaitu dari Makassar ke Malili (ibukota kabupaten Luwu Timur). Sementara, kota Soroako lebih jauh lagi, sekitar 597,3 km, dengan waktu tempuh via Bus, 13-14 jam. Kalau diamati dari peta pulau Sulawesi, maka, jarak Soroako ke Kendari (ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara) lebih dekat dibanding jarak Soroako ke Makassar.

Kami anggota tim Pembinaan Perpustakaan terdiri dari 10 orang Pustakawan dan 1 orang tenaga outsourcing berangkat dari Makassar menuju Malili, pada pukul 6.30 WIB seusai shalat magrib. Kami memakai jasa transportasi Bus Bintang Timur, yang banyak melayani transportasi jarak jauh, misalnya ke Luwu, Mamuju, Toraja sampai ke Sulawesi Barat. Semua jadwal perjalanan pada malam hari, sehingga sering disebut bus malam. Berangkat sore atau senja dan tiba di tempat tujuan pada subuh atau pagi hari. Jadwalnya sama jika misalnya akan berangkat lagi ke Makassar.


Perjalanan dengan bus besar Bintang Timur ini cukup menyenangkan. Suasana dalam bus nyaman, hanya ada 3 deret kursi penumpang setiap baris, 2 kursi berdempetan dan 1 yang terpisah. Tempat duduknya nyaman, ada tempat kaki, dan sandarannya bisa diatur untuk berbaring. Di setiap tempat duduk tersedia satu bantal guling, satu selimut dilengkapi pula dengan satu botol air mineral. Pada bagian atas tempat duduk, ada panel untuk cahaya lampu kalau kita mau membaca juga bisa mengatur suhu udara dari AC bus. Kalau kita merasa kedinginan, kita bisa menutup saluran AC. Kalau masih dinging, bisa gunakan selimut.

Karena perjalanan malam, banyak penumpang yang langsung tidur saja. Kami anggota tim sebanyak 11  orang masih cukup lama menikmati perjalanan sambil berbincang bincang, sambil menikmati bekal yang cukup banyak dibawa ibu ibu. Diantara kami 11 orang anggota tim, 8 orang diantaranya adalah ibu ibu. Jadi maklum saja jika banyak bekal disiapkan dalam perjalanan. Ada yang membawa pisang rebus, roti, berbagai cemilan, dan berbagai minuman ringan lainnya. Sekitar jam 9 malam, kami tiba di kabupaten Barru, dan bus kami singgah di salah satu restoran di tepi pantai. Sayang sekali kami tidak bisa menikmati keindahan pantai karena gelap. Tidak ada lampu penerang disepanjang pantai. Hanya kelap kelip lampu perahu nelayan dikejauhan yang kelihatan.

Perjalanan dari Makassar ke Malili melewati beberapa kabupaten, yaitu Maros, Pangkep, Barru, Kota Pare-Pare, Sidenreng Rappag (Sidrap), Wajo, Luwu, Palopo, dan tempat tujuan Luwu Utara. Sebagian besar perjalanan melewati garis pantai, sebagian lagi melewati pegunungan dan perbukitan, dan juga perkampungan kecil dan kota kota kabupaten. Sepanjang perjalanan penumpang tertidur pulas. Hanya sekali sekali ada yang terbangun saat bus berhenti.

Subuh hari, bus berhenti di depan salah satu Masjid di daerah kabupaten Luwu Utara, dekat dari ibukota kabupaten yaitu Masamba. Kami shalat subuh di masjid ini sebelum melanjutkan lagi perjalanan ke Luwu Timur. Sisa sisa banjir bandang yang pernah melanda Masamba beberapa waktu lalu masih keliatan. Dari atas bus, terlihat rumah rumah yang halaman depannya nampak tumpukan tanah bekas lumpur yang terbawa banjir bandang. Kami tiba di Malili, sekitar jam 7 pagi, bus berhenti persis didepan hotel tempat kami akan menginap selama 3 hari tugas di Luwu Timur.

Perjalan jauh… amat jauh… namun karena malam hari dengan bus yang nyaman, sehingga tidak terasa melelahkan. Demi tugas negara, perjalanan sejauh bagaimanapun harus tetap dilaksanakan. Dan selama kita menikmati suatu tugas yang diamanahkan, maka tugas tersebut akan terasa ringan. Percayalah!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts