Bersama Munasriana, ASN pada Layanan Naskah Nusantara |
Naskah
naskah kuno (manuscript) adalah salah satu sumber informasi kesejarahan yang
cukup banyak diakses oleh peneliti, mahasiswa, pelajar maupun masyarakat umum
lainnya. Naskah naskah kuno ini dapat diakses pada beberapa lembaga, terutama
Perpustakaan, Kearsipan, Museum, lembaga Perguruan Tinggi, lembaga Penelitian
dan lembaga Pengkajian Ilmu Pengetahuan lainnya, baik yang dikelola oleh
pemerintah, maupun oleh swasta.
Depan Gedun Perpustakaan Nasional RI |
Menurut
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan, pada pasal 1 ayat ke-4
menyatakan bahwa Naskah Kuno adalah semua dokumen tertulis yang tidak dicetak
atau tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri
maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
dan yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah, dan ilmu
pengetahuan. Koleksi naskah kuno tersebar di berbagai lembaga dan juga pada
masyarakat umum.
Salah
satu tempat membaca, meneliti, mengakses naskah naskah kuno adalah Ruang
Layanan Naskah Nusantara, Lantai 9 Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jalan
Medan Merdeka Selatan No. 11 Gambir, Jakarta Pusat. Ruang Layanan ini adalah
salah satu yang terbaik yang ada di Indonesia, dengan suasana yang tenang,
koleksi yang lengkap, pelayanan yang ramah, pemandangan panorama Jakarta yang
memukau dengan Monumen Nasionalnya serta gedung pencakar langit lainnya. Untuk
sampai ke lantai 9, pengunjung dapat menggunakan lift mulai dari lantai dasar
gedung. Ada 4 lift yang tersedia, di sisi kanan gedung dari pintu masuk. Lift
lift ini dapat menjangkau lantai tertinggi gedung, yaitu di lantai 24, dimana
pengunjung dapat menyaksikan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian.
Replika Pranko La Galigo di Layanan Naskah |
Ruang
layanan Naskah Nusantara juga memamerkan (display) berbagai naskah naskah kuno
Nusantara disamping kiri dan kanan meja resepsionisnya (petugas layanan). Para
pustakawan yang bertugas di ruang layanan ini juga memiliki keahlian membaca
dan memahami naskah naskah kuno sesuai bahasa naskah yang ada. Ada pustakawan
yang ahli membaca naskah berbahasa Bugis dengan aksara Lontaranya, bahasa
Sunda, Jawa, Bali dan bahasa lain di Nusantara.
Dari
mana saja naskah naskah kuno Nusantara tersebut? Perpustakaan Nasional yang
pada masa pemerintahan kolonial Belanda bernama Bataviaasch Genootschap van
Kunsten en Wetenschappen (BG) telah mengumpulkan naskah naskah tersebut sejak
lebih dari 200 tahun lalu. Banyak pula naskah naskah yang dulunya merupakan
koleksi Museum Nasional, yang kemudian diserahkan ke Perpustakaan Nasional pada
tahun 1989.
Berdasarkan
informasi dari brosur yang tersedia, jumlah koleksi naskah kuno di Perpustakaan
Nasional adalah 12.217 naskah. Naskah naskah tersebut dalam berbagai media,
namun di golongkan dalam 2 media utama, yaitu kertas dan non-kertas. Media kertas
terbagi menjadi dua, yaitu kertas inport dari Eropa dan kertas lokal yang
disebut kertas Dluang. Sementara yang media non-kertas terdiri dari media daun
lontar, gebang (nipah), bambu, dan kulit kayu.
Pemandangan Kota Jakarta dari lantai 24 Perpustakaan Nasional |
Koleksi naskah kuno Perpustakaan Nasional tertulis dalam berbagai aksara di Nusantara. Ada naskah dalam aksara Arab, Jawa, Sunda Kuno, Jawi, Pegon, Batak, Bali, Bugis, dan lain lain. Bahasa yang digunakan dalam naskah naskah juga berbagai macam, ada dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Bali dan lain lain. Berbagai macam topik naskah yang tersedia, mulai dari naskah yang bertopik sejarah, keagamaan, sastra, bahasa, pengobatan, arsitektur, tata kota, kesenian, teknologi, pertanian, perbintangan, mantra mantra dan sebagainya.
Suasana Ruang Baca Naskah |
Di
dalam ruang Layanan Naskah Nusantara ini tersedia berbagai fasilitas di
antaranya yaitu OPAC (Online Public Access Catalogue), ruang baca yang luas dan
nyaman, ruang baca khusus, ruang diskusi kelompok, komputer dan area pameran
naskah kuno. Di ruang layanan ini juga tersedia buku buku terbitan Perpustakaan
Nasional yang berdasarkan naskah kuno yang ada, dan gratis bagi pengunjung.
Hanya perlu di catat oleh petugas menandatangani berkas tanda terima. Di sini
juga tersedia secara gratis Jurnal JUMANTARA (Jurnal Manuskrip Nusantara) yang
diterbitkan setiap semester (2 kali dalam setahun). Jurnal ini memuat artikel
artikel ilmiah yang berkaitan dengan pernaskahan. Jurnal ini dapat di unduh
online pada www.ejournal.perpusnas.go.id/jm . Pada bagian depan display pameran naskah, terdapat
banyak tablet untuk mengakses naskah naskah kuno secara digital.
Ruang Diskusi |
Ada
4 naskah yang merupakan koleksi unggulan Perpustakaan Nasional yaitu: Naskah
Kakawin Nagarakrtagama 2013, Babad Diponegoro 2013, La Galigo 2012 dan Cerita
Panji 2017.
Bagi
anda yang tertarik untuk meneliti atau mengakses naskah naskah kuno nusantara
yang ada di lantai 9 Perpustakaan Nasional, yang pertama, anda harus jadi
anggota terlebih dulu, dengan membuat kartu tanda anggota di salah satu bagian
gedung. Kemudian memesan naskah yang hendak dibaca kepada pustakawan atau
petugas ruang layanan. Anda tinggal menunggu sekitar 4 menit, naskah yang
dipesan siap diakses. Semua pelayanan yang ada tidak dipungut biaya apa pun
alias gratis.
(sumber:
informasi dari brosur layanan Naskah Nusantara lantai 9 Perpustakaan Nasional,
dan wawancara khusus dengan Munasriana, ASN pada layanan Ruang Naskah
Nusantara, Perpustakan Nasional RI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar