Buku : Oral History Enrekang
Penulis : Tim Sejarah Lisan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan
Penerbit : Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun : 2016
Tempat terbit : Makassar
Jumlah Halaman : v + 327
ISBN : -
Salah satu buku Sejarah Lisan (Oral
History) yang diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sulawesi Selatan adalah buku Oral History Enrekang. Buku ini merukan
transkripsi dari proyek sejarah lisan yaitu wawancara dengan para pelaku
sejarah masa pemerintahan Jepang di Indonesia, khususnya di Enrekang, Sulawesi
Selatan. Dokumentasi proyek ini berupa kaset kaset rekaman baik yang berukuran
biasa, maupun yang dalam ukuran mini (mini kaset). Penerbitan buku Sejarah
Lisan ini berkat kerjasama dengan Pusat Kajian Multikultural dan Pengembangan
Regional Divisi Ilmu Ilmu Sosial dan
Humaniora, pada Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin.
Tujuan utama penerbitan buku ini adalah
untuk melengkapi khazanah arsip arsip tekstual yang dimiliki oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan. Dari sumber sumber Audial
(Kaset) ditranskripsi dan kemudian diterbitkan dalam bentuk buku. Tujuan
lainnya adalah untuk memudahkan akses informasi arsip Sejarah Lisan yaitu
dengan mengubah format informasinya dari arsi audial (arsip suara) menjadi
arsip tekstual (arsip tercetak). Mengakses informasi arsip suara memerlukan
sejumlah sarana akses informasi yang sekarang sudah mulai susah ditemukan.
Teknologi perekaman informasi melalui kaset, sekarang ini sudah dianggap
ketinggalan zaman (out of date), sehingga dengan adanya buku transkripsi Oral
History Enrekang ini, akan memudahkan pemustaka atau peneliti serta masyarakat
umum untuk mengakses informasi yang berkaitan dengan sejarah Enrekang dimasa
pendudukan Jepang.
Hasil wawancara sejarah lisan di
Enrekang dengan topik “Awal Masuknya Jepang di Daerah Anggeraja, Enrekang”
dengan informan bernama M. Syafaat (76 tahun) seorang pensiunan sipil yang
beralaman di Kampung Lura, kelurahan Bambapuang, kecamatan Anggeraja Enrekang
dengan pewawancara yaitu : H. Abdul Kadir Bacololo. Wawancara dilaksanakan pada
12 Oktober 1999, berlansung selama 60 menit. Informan lainnya yang diwawancarai
oleh H. Abdul Kadir Bacololo adalah Husain (75 tahun) seorang petani, juga
beralamat di kampung Lura. Hamzah Taju, (69 tahun) seorang petani yang juga dijadikan
sumber informasi.
Pewawancara lainnya adalah Suharman Musa, yang merekam jejak sejarah lisan
masuk tentara Jepang di Enrekang dari informan bapak R. Patria (72 tahun)
seorang petani dari kampung Lura, kelurahan Bambapuang, kecamatan Anggeraja,
Enrekang. Pewawancara lainnya adalah Andi Ahmad Saransi dan Man Arfa. Sementara
itu informan lainnya adalah Hasan (75 tahun) dan M. Yahya (73
tahun), Ambe Teppo (88 tahun) dan Jamar Nyapu (75 tahun)
Membaca buku ini, membawa kita ke tahun tahun pendudukan Jepang di
Indonesia, khususnya di Enrekang. Banyak kisah kisah menarik terekam dalam buku
ini. Di kampung Lura, tentara Jepang membangun markas besarnya. Selain itu juga
tentara Jepang membangun liang / lubang persembunyian. Anggapan kita selama ini
bahwa tentara Jepang itu kejam, ternyata dari buku ini terungkap bahwa sebagian
tentara Jepang itu baik hati dan suka menolong. Tentara Jepang juga mendirikan
sekolah dan mengajarkan pelajaran bahasa Jepang serta olahraga beladiri Jepang kepada anak anak sekolah di
Anggeraja.
Buku sangat direkomendasikan bagi para pencinta sejarah Sulawesi Selatan,
khususnya sejarah Enrekang. Buku koleksi Perpustakaan Khusus, Unit Kearsipan,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar