Sultan Hasanuddin




Judul : Sultan Hasanuddin

Penulis : Sutrisno Kutoyo & Drs. Mardanas Safwan

Penerbit : Mutiara Sumber Widya

Tempat Terbit : Jakarta

Tahun : 2010

Jumlah Halaman : iv+52

Ukuran 14,5 x 21 cm

ISBN : 978-979-9331-14-10

Buku ini merupakan salah satu judul dari Seri Pahlawan, yang telah diterbitkan bersama pahlawan pahlawan nasional lainnya. Sultan Hasanuddin adalah salah seorang pahlawan nasional asal Sulawesi Selatana, tepatnya dari Gowa. Beliau adalah Raja (Sultan) yang pernah memerintah Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa pada masa Sultan Hasanuddin, termasuk salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yang kekuasaanya meliputi sebagian besar pulau Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara dan sebagian daerah di Kalimantan.

Terdiri dari 7 bagian, diawali dengan kata pengantar dari Penerbit, kemudian disusul bagian pertama tentang kedatangan bangsa bangsa barat ke Indonesia yaitu bangsa Portugis dan Spayol. Kedatangan mereka yang juga bermaksud memonopoli perdagangan, mendapat tantangan dari kerajaan kerajaan Islam yang ada dikepulauan Nusantara waktu itu. Selanjutnya diuraikan tentang keberadaan Kerajaan Gowa di Sulawesi bagian selatan. Raja raja yang pernah berkuasa dijabarkan, meskipun tidak semua. Hanya raja ke-9, ke-10, dan ke-15. Pada masa pemerintahan raja ke-15 inilah tercatat masuknya agama Islam. Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam adalah I Mangngarangi yang kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin yang memerintah dari tahun 1593-1639.

Bagian ketiga adalah Riwayat Hidup Sultan Hasanuddin yang merupakan raja Gowa ke-16. Diuraikan pada bagian ini mulai dari kelahiran I Mallombasi (nama kecil Sultan Hasanuddin), masa kecilnya, masa masa remaja saat mengaji dan mengubah namanya menjadi Muhammad Bakir. Muhammad Bakir juga mempelajari cara dan teknik penggunaan senjata, serta bagaimana mempelajari ilmu pelayaran, bahasa halus yang harus dikuasai sebagai seorang calon raja, juga cara berdiplomasi, penguasaan undang undang dan hukum tata Negara.  Sejarah bangsa Gowa dan silsilah kerajaan juga dikaji secara mendalam. Penobatan Muhammad Bakir sebagai raja ke-16 kerajaan Gowa juga dibahas pada bagian ini. Penobatannya dihadiri oleh para pembesar, penguasa dari berbagai kerajaan, termasuk Gubernur Spayol di Manila, Raja Muda Portugis di Goa (India) dan wakil dari Kerajaan Saudi Arabia.

Perlawanan Sultan Hasanuddin melawan Belanda diuraikan pada bagian selanjutnya. Persoalan Belanda dan Gowa sebenarnya lebih disebabkan oleh masalah perdagangan. Belanda mengingkan Gowa hanya berdagang dengan para pedagan Belanda, tidak boleh dengan pedagang dari Portugis atau bangsa lainnya. Tentu saja, Raja Gowa tidak bisa terima dan merasa sebagai Negara berdaulat, Gowa tidak mau Belanda ikut campur dalam hal perdagangan dengan bangsa lain. Banyak peristiwa penting lainnya yang diuraikan dalam bagian ini, misalnya penyerangan kerajaan kerajaan Bone oleh pasukan Gowa. Gowa juga menyatukan kerajaan kerajaan Bone, Soppeng, Wajo dan Bonthain.

Aru Palakka juga cukup banyak dibahas pada buku ini. Mulai dari penahanan orangtuanya oleh pasukan Gowa, sampai bersekutunya dengan pasukan Belanda untuk membebaskan dirinya dari kerajaan Gowa.

Bagian akhir adalah kekalahan Gowa dari Belanda, terbitnya Perjanjian Bungayya, dan jatuhnya Benteng Somba Opu ketangan Belanda,  Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dari pemerintahan kerajaan, dan hari mangkatnya sang Raja pada tanggal 12 Juni 1670 dalam usia 39 tahun. Penghargaan yang diberikan kepada Sultan Hasanuddin setelah beliau wafat, diantaranya pemberian gelar sebagai Haantje van Oosten (Ayam Jantan dari Timur) oleh Belanda, di Makassar, nama Bandara dan nama Universitas diambil dari nama beliau. Di Jakarta dan diberbagai kota di Indonesia selalu ada nama Jalan Sultan Hasanuddin. Semua itu berkat kebesaran jasa Sultan Hasanuddin dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Cerdas Sulawesi Selatan, Bunga Rampai Pengetahuan tentang Sulawesi Selatan

Judul:                         Buku Cerdas Sulawesi Selatan Penulis:                       Shaff Muhtamar Penerbit:                     ...

Popular Posts